Masjid Watu
salah satu masjid yang di anggap cagar budaya ini terletak di desa tamansari ada yang bilang mesjid watu tetapi menurut artikel mas aroengbinang di https://www.aroengbinang.com/ di sebut masjid kajiwatu,sama juga pada tulisan blog di http://octamydas.blogspot.co.id/2012/09/wisata-kaji-watu-dibanyumas.html punya mbah octa dan kami pun ingin tau juga sehingga sampailah kami ke masjid ini sambil menunggu waktu magrib ,benar adanya suasana di sana semakin malam semakin bertambah sunyi tapi kesunyian yang membuat kita merasa damai dan khusyu dan juga memang pas buat berkhalwat dari beberapa blog diatas masjid ini di bangun dari batu murni yang di pecah sayang karena sudah ada perbaikan/rehab maka ke aslian batu hanya tinggal di beberapa lokasi saja. yang mengagumkan letaknya di bawah jalan raya mungkin dulunya lembah data di dirikan pada tahun1834,di sisi kanan masjid sebelah atas ada makam pendiri menurut penduduk itu makam pendiri masjid watu ini yaitu kyai Abdullah ngisa dan kami menyempatkan diri untuk berziarah ke makam beliau tersebut semakin larut semakin sunyi samapi tiba waktu magrib kami bertiga mengambil wudhu lalu menunggu sang imam datang kemudian tak lama berselang datang seorang ibu mempersilahkan kami untuk mengumandangkan azan ,lalu datang seorang lagi anak mengabarkan bahwa imam sedang berhalangan sehingga salah satu dari kami menjadi imam dan melaksanakan sholat magrib berjamaah seingat kami sambil menunggu hujan kami melakukan sholat isya kami di situ sampai pukul 9 malam di karenakan hujan yang cukup deras suasana memang sungguh sunyi.tapi tidak meninggalkan rasa ke khusyukan masjid watu yang sederhana tetapi mencerminkan ke tawadhu an yang membuatnya
No comments